Bahagia dengan sedia menanti
Menunggu cinta bersambut dalam dada sanubari
Bahkan, detik jarum jam seolah menjadi saksi
Akan sebentuk rasa yang diam-diam kau beri
Awalnya,
Hujan tak melulu beriring sendu serta air mata
Rintiknya mengatakan padaku
Perihal hangat tatap matamu hari itu
Ketika rindumu merangkul jiwaku dengan nyata
Sampaikan rasa yang menggebu dalam dada
Nyatanya,
Bahagia tak selalu berujung tawa
Selepas hujan hari itu
Langkahmu pun tak lagi mampu untukku rengkuh
Kau menjauh sebelum ku sempat menahanmu
Akankah rasa itu hanya bujuk rayumu?
Ungkapan semu yang kau semai
Lantas pilu yang harus ku tuai
Nyatanya,
Pergimu tak hanya menyisahkan perih dalam dada
Namun, luka hati yang tak kunjung reda pula
Cintamu mengajarkanku
Perihal merajut sendu menjadi untaian sajak biru
Wahai sang lelaki hujan penabur rasa palsu
Harusnya ku tahu,
Hadirmu hanyalah pengukir lara yang tertunda
Comments
Post a Comment