Hujan
pernah bercerita padaku perihal rindu yang enggan membisu. Bergemuruh dalam
dada tanpa kenal waktu, tak berniat untuk menepi meski jarum detik terus
berlalu. Hujan menyampaikan padaku tentang kisah yang telah lalu, melalui
gemericik air riuh yang jatuh bertalu-talu.
Kamu
tahu? Rinai hujan kembali membuatku merasakan hadirmu. Tentang tawa bahagia
yang kau tunjukkan di hari itu, hingga senyum menenangkan milikmu di waktu
lalu. Sebelum kau pergi, mengakhiri setiap inci rasa yang telah ku cipta dengan
begitu bangga. Mungkin benar kata mereka, hujan selalu tiba dengan segudang
cerita. Tidak jarang pula mempersembahkan sebersit luka.
Hujan
masih belum reda. Bayangmu pun masih berlarian dalam ingatan, tanpa jeda. Apa yang
bisa aku lakukan? Ketika gelak tawamu kini hanya menjelma sebagai kenang.
Menciptakan luka sedalam jurang. Menggilas rasaku yang sudah menjadi kepingan
kecil dengan begitu ganas.
Aku bercerita pada hujan, tentang sebuah kisah yang telah karam. Diterpa angin pembawa duri, memenjarakanku pada masa lalu bagaikan jeruji. Tentang kamu yang telah menghilang bersama pilu. Biarkan aku menikmati gugur air dari langit. Tanpa bayangmu yang terus menjangkit, serta rindu yang kian menggeliat.
Note: Pict by https://i2.wp.com/akadusyifa.com/wp-content/uploads/2013/05/beberapa-mitos-tentang-hujan-yang-bisa-dijelaskan-secara-ilmiah.jpg
😊
ReplyDeleteHalo kak Chii 😁
DeleteSudah lama tak melihat mu dan cerita puitis mu 😑
DeleteMain-main ke Jember lah 😆
DeleteNggak berminat beli novelku sekalian? Wkwkwk
Boleh" pc yaa..
DeleteCepet banget udah keluar yang tgl 22 😑