Karena rindumu juga rinduku :')

            Kamu. Hari ini aku kembali merindumu. Dalam kegelisahan yang kian menggebu, bayangmu tak jua lepas dari pelupuk mata yang semakin berat menahan butiran hangat itu. Aku mencoba menepis, selalu menampik getaran kerinduan yang menyelubungi ketika malam kian membeku. Bukan aku tak ingin merindumu, aku hanya tak ingin terlalu menghiraukan rindu ini yang nantinya akan membuat keyakinan dan cintaku untukmu semakin dan semakin melemah. Aku tak ingin getaran rasa ini perlahan hilang karena serbuan rindu dan bentangan jarak yang tak jua memihak.
            Aku tak tahu dan aku tak mengerti, apa yang harus aku lakukan ketika rindu itu datang menyerbuku sedang jarak belum lagi mengizinkan kita untuk saling memandang dalam nyata. Aku hanya mampu memeluk erat fatamorgana bayangmu dan meyakinkan diriku bahwa suatu saat nanti, kita akan bertemu. Pasti. Selalu dan selalu itu yang aku ucap pada diri sendiri. Ya, bila tiba saatnya nanti kita akan berada di sana. Berdua di sebuah tempat yang sangat indah pada suatu hari tanpa nama. Aku selalu menanti hari itu tiba. Karena aku percaya, Tuhan telah menyusun rencana yang indah untuk pertemuan kita suatu hari nanti. Aku yakin!

            Aku menulis ini di tepi pantai, saat senja mulai menyapa dunia. Aku yakin, senja juga mulai menyapa di sebarang sana, di tempat kau berada. Lihatlah ke sana, ke arah rona mega yang kian meninggi di batas cakrawala. Indah bukan? Aku ingin menjadi semburat mega itu yang setia mengiringi langkah mentari senja menutup mata indahnya sejenak. Jika takdir mengizinkan, aku ingin selalu menemani di sisimu hingga nanti saat aku menutup mata selamanya. Ingatlah senja itu ketika kau merindukanku. Aku akan berada di sana, menjelma menjadi rona mega di ufuk barat yang akan selalu mengindahkan senjamu, memelukmu ketika bekunya malam bersiap menyelubungi dunia. Yakinlah suatu saat kita pasti bertemu dalam nyata, karena aku pun merindukanmu. Karena rindumu, juga rinduku.

Comments