Aku tidak tahu bagaimana awalnya. Tiba-tiba saja aku
jatuh cinta pada rasi itu, “Auriga” sang Pengendara Kereta Perang dan bintangnya yang
paling terang “Capella”. Bintang yang paling terang ke enam di langit malam
setelah Arcturus dan Vega. Bintang kembar yang akan bersinar tepat di atas
kepala pada musim dingin di langit utara.
Rasi itu punya cerita. Sebuah kisah yang pernah kita
cipta bersama. Meski bukan cerita pada rasi yang nyata, namun ini satu rasi
terindah (menurutku) yang pernah kita tempati berdua. Kisah tentang tawa, ceria,
air mata, luka, kecewa, cinta dan tentang perjuangan sebuah rasa.
Rasi itu punya cerita. Tentang
bagaimana kita tertawa bersama, kecewa karena sesuatu yang tak seharusnya
terjadi, dan tentang perselisihan yang tak jarang menyisakan sebentuk kecil
luka.
Aku mencintai nama dan
bintang paling terang dari rasi itu. Entahlah, terkadang aku merasa sesuatu
bergejolak dalam dadaku ketika dia memanggilku “Auriga”. Iya, aku menyukainya. Seperti
merasa semilir angin kebahagiaan menerpaku dan meninggalkan kehangatan tersendiri
dalam diriku.
Ah, meski tak selalu
bersama. Tak mampu setiap detik saling memandang satu sama lain. Satu hal yang
aku yakini, kau dan aku masih berada di sana, di langit utara pada sebuah rasi
bintang yang bernama “Auriga” sang Pengendara Kereta Perang.
Comments
Post a Comment