Tulisan kali ini sengaja aku
persembahkan untuk dia. Iya, kamu yang kini tengah berada di seberang sana.
Entah apa yang sedang kau lakukan di sana, semoga kau membaca ini, coretan
singkat dari bisikan hatiku.
“Selalu ada yang pertama untuk segalanya. Iya semua pasti
memiliki awal mula..”
Ini pertama kalinya aku menyayangi seseorang selain keluargaku sedemikian rupa, mempertahankannya agar tetap di sini dan melengkapi alur kisah dalam satu bagian buku perjalananku.
Entah, kamu
yang terbaik atau bukan. Namun setidaknya, kamu yang mampu hidup pertama kali
dalam dunia imajinasiku. Membuatku selalu ingin bercerita tentang kamu, kamu
dan kamu. Menghadirkan sebuah inspirasi tersendiri saat otakku mulai beku. Kau
juga yang pertama kali mampu membuatku menceritakan tentang tokoh dan alur
kisah yang nyata, bukan sebatas pemain dan plot fiksi yang selama ini
beterbangan liar dalam imajinasiku.
Untukmu
yang di sana, yang menjelma menjadi sebuah bintang kembar di langit utara pada
sebuah rasi yang bernama “Auriga”. Terima kasih telah mengenalkanku pada banyak
hal, menghadirkan kisah dan cerita tersendiri dalam hidupku, memberiku banyak
inspirasi. Mungkin kau tidak tahu, sebagian besar tulisan dalam notebook ku
bercerita tentang dirimu.
Kau tahu?
Dengan hadirnya dirimu sebuah rasi di langit utara yang bernama “Auriga” itu
punya cerita. Tentang tawa, ceria dan bahagia juga luka, kecewa, dan air mata.
Terima kasih untuk rangkaian kisah yang akan selalu tersimpan rapi jauh dalam
dasar jiwaku. Untuk kenangan yang telah kita ukir berdua, pada sebuah prasasti
tersembunyi dalam hati. Aku bahagia bisa mengenalmu.
Comments
Post a Comment