Sepintas Kisah di Batas Senja

            Di sinilah kita sekarang, membeku di bawah siraman mega yang kian menghilang. Kita terdiam, membiarkan hati saling berucap dalam sunyi. Akankah kita tetap seperti ini, saling memendam gejolak hati yang semakin mendesak? Haruskah kita tetap begini hingga mentari senja menceritakan setiap rasa yang ada?
            Aku menyukaimu dan aku tahu kau pun begitu. Sampai kapan kau akan terus memendamnya? Bersikap seperti pengecut yang tak mampu ungkapkan rasa dalam dada, menelan setiap rasa yang telah tercipta. Haruskah aku terlebih dulu mengungkapkan “Aku sayang kamu, lebih dari sekedar sahabat,” Haruskah?
            Ya, di sinilah kita saat ini. Menanti senja yang kian menjelma menjadi kelam. Di sinilah kita, berdiri menikmati sunyi yang siap membunuh rasa ini. Di sinilah kita sekarang, saling mengubur segala rasa yang ada di bawah makam dalam kalbu. Biarlah rasa ini tenggelam dalam kasih yang tak pernah terungkap dan berjanjilah padaku bahwa kau tak akan menanyakannya lagi.

            Beginilah kita sekarang, terkubur dalam rindu yang tak pernah terungkap. Di batas senja yang kian menepi, kita tersenyum melepas kasih dalam hati.

Comments