Rintik hujan mulai turun di luar sana dengan
titik-titiknya yang menghiasi kaca jendela di samping tempatku duduk. Aku menarik
nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, sudah berkali-kali aku
melakukan ini hanya untuk menghilangkan rasa bosan yang sejak tadi menyerangku.
Aku melirik jam tanganku, dua jam yang lalu aku datang ke tempat ini dengan
perasaan yang begitu bahagia sekaligus berdebar. Namun kini, rasa itu perlahan
menghilang tergantikan oleh rasa jenuh, kesal dan marah. Bagaimana tidak, hari
ini adalah tiga bulan umur hubungan kita. Kita sudah berjanji akan bertemu di
tempat makan favorit kita, namun apa? Hingga kini kau tak juga datang. Harus berapa
banyak lagi kesabaran yang aku butuhkan untuk menunggu kehadiranmu?
Aku mengeluarkan ponselku dari saku. Tidak ada satu pesan
pun yang masuk dari mu. Aku mencoba menghubungi nomormu untuk yang kesekian
kalinya, namun nihil. Nomormu bahkan tidak bisa untuk dihubungi. Aku mengirim
pesan singkat ke nomor handphonemu, ini pesanku yang ke-10. Alasan apa lagi
yang akan kau katakan setelah ini? Berapa banyak alasan yang kau simpan hanya
untuk menghindar dari ku?
Dua jam lebih tiga puluh menit. Hari sudah beranjak sore,
namun hujan tak juga reda. Aku masih terjebak di tempat makan ini bersama
orang-orang lain yang tidak bisa pulang karena hujan ini. Berkali-kali aku
mencoba menghibur diri, mengatakan pada diriku bahwa kau akan datang tidak lama
lagi mungkin setelah hujan sedikit reda. Namun, hingga jam tanganku menunjukkan
pukul 19.00 kau tak juga datang. Ah, aku menyerah! Mungkin aku tak lagi penting
di matamu, tidak ada lagi hari-hari spesial yang dulu kita rayakan setiap
bulan.
Mungkin hari ini menjelaskan semuanya, tentang perjalanan
cinta kita yang perlahan memudar sejak beberapa minggu yang lalu. Kau sudah
menghilang hampir tiga minggu, bahkan semua pesan singkatmu tak satu pun
yang kau balas. Lantas, apa alasanku untuk bertahan denganmu? Tidak ada!
Hari ini aku pergi, meninggalkan semua cerita yang pernah
kita rangkai bersama. Selamat mencari seseorang yang baru. Seseorang yang akan
memperjuangkan mu sehebat aku. Seseorang yang merelakan sebagian besar waktunya
hanya untuk menemanimu. Seseorang yang akan berkorban hanya untuk melihatmu
tersenyum. Aku tahu, mungkin kau bosan denganku yang selalu datang di setiap
saatmu. Bosan denganku yang selalu berusaha ada untuk membuatmu tersenyum
bahagia meski terkadang aku terluka. Tidak, setelah ini tidak akan ada lagi aku
yang seperti itu. Selamat bergulat dengan penyesalan ketika aku tak lagi menjadi
seseorang yang akan selalu ada untukmu. Ternyata, semua pengorbanan yang aku
beri untukmu selama ini tak sekalipun kau hargai. Hanya satu hal yang aku
harapkan dari mu, ingatlah bahwa pernah ada seseorang yang memperjuangkan mu
sehebat ini.
Comments
Post a Comment