Bintang
malam mulai menyapa, sang dewi malam sampaikan salam pada semesta di kaki
langit timur. Aku masih terdiam di depan kaca jendela kamar, menantikan malam
benar-benar sempurna menelan rona jingga di batas cakrawala yang hanya akan
bertahan dalam beberapa detik lagi. Entah apa yang terjadi, sepertinya begitu
sulit bagiku untuk menghapus semua tentangmu. Apa yang dapat aku lakukan ketika
bayangmu perlahan menghampiri? Seolah memutarkan padaku film-film layar lebar
tentang semua luka yang pernah kau goreskan. Membisikkan padaku tentang air
mata yang belum sepenuhnya kering. Kau tahu, bahkan siluet bayangmu senja itu
masih terekam jelas dalam kepalaku.
Sekali
saja, izinkan bisikan itu menjelma asa. Meski ku tahu tak lagi nyata, biarkan
harapan fana itu menghiburku sejenak. hanya sejenak hingga aku benar-benar
terbiasa lalui waktu tanpa senyum serta hadirmu. Aku janji tak akan membiarkan
kepura-puraan itu bertahan lama.
Comments
Post a Comment