Kita Pernah Saling Memperjuangkan



            Kita pernah saling berjanji akan tetap bersama meski salah satu tersakiti. Berbulan yang lalu janji itu selalu menguatkanku. Menjadikanku yakin bahwa kau masih tetap untukku, meski jarak tidak juga mau memihak.
            Aku dan kamu pernah saling jatuh cinta. Pernah saling memendam rindu yang menggebu. Melepasnya melalui sambungan telepon di waktu luang, meski hanya percakapan singkat. Kamu tahu, mendengar nada suara dan gelak tawamu di ujung sana sudah mampu membuat dadaku terasa hangat. Kamu yang selalu aku rindu, walaupun waktu belum juga mengizinkan untuk bertemu.
            Kita pernah saling menguatkan, memberi dukungan ketika salah satu terpuruk. Namun, perlahan semua berbeda. Entah karena aku yang sudah mulai lelah atau kamu yang mulai jengah, tidak ada lagi pegangan seerat dulu yang aku rasa. Meski kita masih saling berkirim kabar, aku mulai merasa hampa. Tidak ada lagi perasaan menggebu seperti dulu, walau aku masih menyimpan rasa padamu.
            Mungkin kita sudah mulai menyerah pada jarak. Kita yang akhirnya memilih untuk mencari bahagia sendiri, melepas genggaman yang selama ini kita pertahankan. Kita pernah berjanji, namun nyatanya harus terkikis sepi. Kita pernah saling memperjuangkan, meski akhirnya harus terkalahkan oleh kenyataan.

Comments