Kau tahu, nyatanya langkah kita tak lagi menyatu. Bahkan yang kau sebut cinta tak lagi bisa untukku sentuh seperti dulu. Adakah rasa itu telah menghilang dari relungmu? Mencampakkanku bersama luka-luka serta lautan sendu.
Jangan hanya menjadikanku rumah untuk pulang ketika kau telah lelah berkelana. Membiarkanku menanti, tanpa sebuah ujung yang pasti. Ini hati. Bukan pasir putih yang kau pijak agar bisa berlari.
Jangan hanya menjadikanku pelipur lara, sementara kau sibuk mengumbar cinta di luar sana. Aku bisa lelah, ketika rasaku bertubi-tubi kau hempas percuma. Apa yang kau cari? Sedang aku di sini membeku, menanti. Menanti kau menyadari arti hadirku selama ini.
Aku bisa saja menyerah. Mempersilakan lara mencabik-cabik dadaku dengan leluasa. Melepasmu mencari persinggahan baru, tanpa perlu lagi kembali padaku.
Pergilah. Ciptakan bahagiamu yang selama ini kau ceritakan dengan bangga. Tentu saja, tanpa ada aku di dalamnya. Bukankah itu inginmu?
Jangan menoleh lagi. Kau tak akan menemukanku di tempat ini. Aku telah menemukan bahagiaku. Tanpa bayangmu yang selalu membelenggu.
Jangan baru menyadari ketika aku sudah terlanjur pergi. Jangan baru menyadari ketika aku tak lagi berada di sisi. Di sisimu yang sudah membiarkanku jatuh dalam belenggu sepi.
Sukaaaaakk
ReplyDeleteNice kak
Terima kasih sudah bersedia membaca, kakak :D
DeleteDadaku terasa tercabik-cabik membacanya, hatiku terasa teriris inikah luka yang di derita seorang wanita.....
ReplyDeletehi..hi..
Nice...
Hanya sebuah tulisan, kak :D
DeleteTerima kasih sudah membaca