Aku terdiam di sudut jendela. Mengamati embun yang tercipta dari percikan air hujan serta hawa dingin di luar sana. Dingin, mungkin sedingin hatiku saat ini.
Cinta tidak pernah sederhana. Sesederhana kata menggoreskan luka dalam dada. Itulah yang aku sadari kini. Ketika langkahmu telah menjauh pergi, tanpa lebih awal aku sadari.
Hari itu kau memutuskan mengakhiri segala rasa. Memutuskan secara sepihak ketika aku tengah belajar cara mencintai. Mencintaimu yang kini pergi tanpa memerdulikan sebentuk luka yang telah kau cipta.
Mungkin aku yang terlalu dalam mencintai. Terlambat menyadari bahwa kini cintamu hanya sebatas rasa pengukir sepi serta luka hati. Kau memilih meninggalkanku dan bersanding bersama perempuan lain yang kau yakini lebih segalanya dari diriku.
Aku bisa apa? Memaksamu untuk tetap tinggal?
Tidak!
Biarkan. Biarkan rasa ini ku kubur mati. Gugur bersama kelopak bunga mawar yang jatuh ditimpa tetes hujan di luar sana.
Comments
Post a Comment