Setelah
kamu pergi, aku mencoba memperbaiki segala isi hati. Perih, pedih, luka, dan
segala hal yang sempat porak-poranda seketika. Aku masih belum mampu berhenti
mencintaimu, aku hanya membuat semua terlihat sewajarnya. Rasa yang dulu pernah
ada, sudah kututup rapat bersama luka-luka yang pernah tercipta. Meski sesekali
masih datang mendera.
Kamu
tidak pernah tahu, sekeras apa aku berusaha bangkit ketika masa lalu bersamamu
masih menjadi sesuatu yang menjangkiti pikiranku. Rasa yang kupupuk dengan
bahagia, nyatanya harus menuai lara. Dan, kau sama sekali tidak ingin tahu
tentang hal itu.
Jangan
kembali, ketika hari-hariku sudah lebih baik nanti. Aku membangun semua dari
awal setelah kepergianmu yang tak pernah kuinginkan. Jangan mencoba menanyakan
perihal rasa yang pernah ada, posisimu telah tergantikan di hari kau merusak
segalanya. Tergantikan oleh lara yang kau cipta dengan sengaja.
Kamu
yang memilih menyembunyikan perihal ‘kita’, hingga aku mengetahui bahwa tak
pernah benar-benar ada kisah tentang ‘kita’. Kamu hanya bersembunyi di balik
rasa yang tak pernah bisa kau tafsirkan, bersembunyi di balik kebohongan hanya
untuk menghancurkanku di hari kemudian. Kamu tahu, tidak semudah membalikkan
telapak tangan ketika cinta yang kusemai sejak awal harus tumbuh subur
berselimut kebohongan. Mungkin juga salahku yang tak pernah mencari tahu
tentang ‘kita’ sebenarnya. Atau juga salahmu, yang terus bersembunyi di balik
keegoisanmu sendiri.
Berhentilah
mencariku, ketika tak ada lagi yang bisa kita selamatkan. Carilah hati lain
yang siap untuk kau bohongi. Carilah hati lain yang bisa kamu sakiti selain
aku. Carilah hati lain yang akan tetap bertahan, meski kau lukai berulang-kali,
walau tanpa sebuah kepastian. Aku sudah beranjak, meninggalkan kisah lalu yang
nyatanya hanya menghadirkan penyesalan.
Comments
Post a Comment