Pada akhirnya, kamu hanya tersisa sebagai kenang. Menanti waktu menghapusmu melalui angin yang menggoyangkan padang ilalang.
Kamu yang pernah kuperjuangkan sepenuh hati, meski akhirnya memilih pergi. Tidak ada yang perlu disesalkan, walau awalnya terasa begitu menyakitkan. Nyatanya aku masih bisa bahagia, setelah rasaku kamu buang begitu saja.
Teruntuk satu nama yang pernah terpahat dalam dada. Ini tulisan pertamaku untukmu setelah hari-hari melelahkan yang begitu panjang. Hatiku kini telah tumbuh sekuat karang, setelah kamu mengoyaknya dengan tipu muslihat yang kamu sebut perasaan sayang.
Aku tahu sekarang kamu sudah bahagia, terlepas dari diriku yang pernah mencintaimu tanpa kenal lelah. Namun, tenang saja. Aku tidak akan bertanya perihal kabar maupun rasa yang pernah ada. Bahkan aku sudah lupa cara mencintaimu, serta setumpuk janji semu yang kamu ungkapkan di hari lalu.
Tahun telah berganti dan untuk kamu yang pernah melekat cukup dalam di hati. Selamat menempuh waktu-waktu panjang tanpa ada lagi diriku yang dulu memperjuangkanmu secara utuh. Aku sudah menemukan bahagiaku, tanpa ada bayangmu yang selalu mengikuti. Melalui tulisan ini kulepaskan rindu yang pernah begitu membelenggu. Aku telah melepasmu dan kembali dengan diriku yang baru. Tanpa ada kamu yang dulu menjadi candu.
Note: Pict by http://farm4.staticflickr.com/3123/2563536197_54f7daab85.jpg
Note: Pict by http://farm4.staticflickr.com/3123/2563536197_54f7daab85.jpg
Comments
Post a Comment