Bukan Tentang Rindu

Tidak akan ada larik-larik kerinduan dalam tulisan ini. Cukuplah aksara mewakili setiap jengkal kecewa yang kurasa.





Setelah berkali-kali aku kamu patahkan, kamu masih menjadi seseorang yang berkeliaran dalam ingatan. Lucu bukan?

 Aku tidak akan bercerita perihal rindu yang pernah menggebu. Sebab, rasa itu kini telah menjadi abu. Seiring kepergianmu yang menggilas rasaku hingga menjelma debu.

Ada luka yang tidak mampu kupulihkan begitu saja. Jika boleh kukatakan, aku benar-benar ingin membunuhmu dalam pikiran. Mencabik-cabik bayangmu, seperti kamu mengoyak hatiku di hari lalu.

Pertemuan kita memang indah pada mulanya. Hingga kamu menarikku dengan bujuk rayumu menuju jurang penuh luka. Kamu yang kerap kubanggakan, nyatanya tidak lebih dari seorang pecundang. Kamu tertawa bahagia, di atas hati yang kamu remukkan sedemikian tega.

Kecewa? Tentu saja. Kecewa itu meruntuhkan segenap rasa yang pernah kususun rapi, hingga menjadi untaian puisi. Puisi pedih yang akan mengabadikan tentang kamu hingga hari nanti.

Bukankah aku sudah mengatakan di awal bahwa tidak akan ada ungkapan rindu yang kugoreskan. Kenapa? Tentu saja karena aku tidak lagi merindukanmu sebagai sosok yang pernah mengisi hatiku di hari lalu. Bagiku, kamu telah mati. Kamu telah mati dalam kepalaku.


Pict by http://wallpaper-gallery.net/images/tumblr-pictures/tumblr-pictures-3.jpg

Comments