Pada Ingatanmu yang Telah Usang


"Apa kabar?"
Sepintas kalimat yang saat ini hanya bisa kusampaikan dalam riuh sendu--dalam gelegak sepi yang perlahan-lahan membunuh.

Tidak pernah kubayangkan, jika mengobrol bersamamu akan menjadi hal seasing ini. Tidak pernah sedikitpun terlintas, perasaan ini pada akhirnya akan menemukan muara. Seiring dengan punggungmu yang semakin menjauh menuju ketiadaan, aku hanyalah seuntai puisi yang kehilangan makna.

Detik menenun hari, aku masih terus belajar melangkah tanpamu. Menjalin kembali kepingan hati yang telah remuk menjadi serpihan. Mengumpulkan retakan harapan yang berserakan dengan jari-jemari beku. Aku masih belajar cara menepi, setelah merelakan diri tenggelam dalam samudera matamu yang riuh.

Hujan masih ribut, ketika aku berdiri di tempat jemari kita pernah saling bertaut. Menertawakan gemuruh lara yang dulu pernah bersarang di hati masing-masing--mengingat kisah lama sebelum kita. Berbicara perihal mimpi masa depan, yang nyatanya kini hanya berakhir cerita usang di antara kehampaan.

Kamu memilih mengarungi lautan sendiri. Meninggalkanku yang masih setia berdiri, menanti badai
menghabisi diri. Kamu berlalu, mencari seseorang yang--barangkali--bisa menampung segala keluh kesahmu lebih hebat dari aku. Tanpa kamu sadari, justru akulah penampung gelisahmu yang paling tabah.

Kamu tidak akan pernah menyadari, betapa aku lelah berhadapan dengan barisan luka. Sedikitpun, kamu tidak akan menoleh pada hunjaman nestapa yang mengoyak harapanku dalam penantian semu tentangmu.

Sayang, bukan salahku jika pada akhirnya aku memilih menepi. Menunggu tanpa sebuah pasti adalah cara paling tenang untuk bunuh diri. Dan aku, tidak akan bersedia mati untuk perihal percuma seperti ini. Meski kamu tidak melihatku--mungkin sedikitpun tidak, aku tetap akan mengatakan; aku pergi.

Jika suatu hari nanti kamu merindukanku, jangan pernah kembali. Tak akan kau temukan aku di tempat kita pernah berpijak bersama dulu. Aku telah menerima, membuang segala rasa yang pernah menciptakan resah. Cukup cari aku dalam ingatanmu yang telah usang--pada sudut-sudut kenangan yang telah kau paksa mati pada masanya. Aku masih di sana, meringkuk bersama sejumput perasaan yang kau buang--demi kisah baru tiada pasti.

Comments